Cara Membuat Kopi Sendiri Yang Bisa Anda Lakukan

Cara Membuat Kopi Sendiri Yang Bisa Anda Lakukan

1.) Sortasi

Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu sortasi yang sudah dilakukan sejak pemetikan, tetapi harus diulangi lagi pada waktu pengolahan. Sortasi pada awal pengolahan bisa langsung dilakukan setelah kopi datang dari kebun. Caranya, kopi yang berwarna hijau, hampa, dan terserang bubuk harus disatukan, sementara kopi berwarna merah dipisahkan karena ini yang akan menghasilkan kopi bermutu baik. Agar prosesnya lebih mudah Anda bisa menggunakan mesin sortasi biji kopi kering.

2.) Pengeringan

Langkah selanjutnya yaitu pengeringan. Kopi yang sudah dipetik dan disortasi tadi harus segera dikeringkan agar tidak mengalami proses kimia yang dapat menurunkan mutu kopi. Untuk pengeringannya sendiri bisa dilakukan secara alami dengan cara menjemurnya dibawah paparan sinar matahari atau pengeringan secara buatan dengan menggunakan oven pengering biji kopi.

3.) Pengupasan Kulit (Hulling)

Hulling atau pengupasan kulit kopi pada pengolahan kering agak berbeda dengan hulling pada pengolahan basah. Hulling pada pengolahan kering ini bertujuan untuk memisahkan biji kopi dari kulit buah, kulit tanduk, dan kulit ari. Proses hulling ini bisa dilakukan dengan menggunakan mesin pengupas buah kopi. Nah kalau kopinya sudah benar-benar kering, kulit tanduk dan kulit ari dikupas dengan mesin pengupas ini, kemudian lakukan sortasi biji.

4.) Sortasi Biji

Langkah selanjutnya yaitu sortasi biji. Proses ini bertujuan untuk membersihkan kopi beras dari kotorang sehingga bisa memenuhi syarat mutu dan mengklasifikasikan kopi itu menurut standar mutu yang ditetapkan. Secara garis besar, sortasi kopi asal (kopi dari petani yang belum disortasi) dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu sebagai berikut:

  1. Sortasi penggolongan asal, jenis kopi, dan cara pengolahan kopi yang berasal dari pengolahan basah tidak boleh campur dengan kopi yang diolah secara kering karena kelas mutunya berbeda. Kopi yang berasal dari gelondong merah dan bernas tidak boleh dicampur dengan kopi yang berasal dari gelondong hijau, kopi rambang. Kopi yang berasal dari jenis robusta, arabika, dan liberika masing-masing tidak boleh dicampur kopi rabusta biasanya berwarna hijau muda kekuning-kuningan, kopi arabika berwarna kebiru-biruan, kopi liberika dan hibrida biasanya berwarna kuning kecokelatan.
  2. Sortasi untuk membersihkan kotoran. Sortasi ini bertujuan untuk bertujuan untuk membersihkan kopi dari kopi gelondong; kopi berkulit tanduk; dan kotoran seperti pecahan ranting, kulit biji berjamur dan berbau busuk. Petani biasanya hanya melakukan sortasi sampai tahap ini.
  3. Sortasi hingga diperoleh syarat mutu Sortasi ini umumnya dilakukan oleh koperasi yang cukup besar, reprocessor, atau eksportir. Sortasi ini bertujuan untuk mendapatkan kopi yang sudah memenuhi syarat mutu.

5.) Penyangraian

Sebetulnya kunci dari proses pembuatan bubuk kopi ini terletak pada proses penyangraiannya. Penyangraian ini merupakan suatu proses yang penting dalam dunia industri perkopian yang sangat menentukan mutu minuman kopi yang akan diperoleh. Singkatnya, proses ini mengubah biji-biji kopi mentah yang tidak enak menjadi minuman dengan aroma dan citarasa yang nikmat. Nah agar bisa didapat mutu kopi yang baik sebaiknya proses penyangraian dilakukan dengan menggunakan mesin sangrai kopi.
Tujuan penyangraian biji kopi ini adalah untuk mensintesakan senyawa-senyawa pembentuk citarasa dan aroma khas kopi yang ada di dalam biji kopi. Proses penyangraian diawali dengan penguapan air yang ada di dalam biji kopi dengan memanfaatkan panas yang tersedia, lalu diikuti dengan penguapan senyawa volatil serta proses pirolisis atau pencokelatan biji.
Waktu penyangraiannya ini bervariasi, dari 7 sampai 30 menit, tergantung pada jenis alat dan mutu kopi bubuk. Proses penyangraian ini diakhiri saat aroma dan citarasa kopi yang diinginkan telah tercapai yang diindikasikan dari perubahan warna biji yang semula berwarna kehijauan menjadi cokelat tua, cokelat-kehitaman, dan hitam. Tapi hati-hati jangan sampai gosong (over roasted), karena justru akan bikin kopi bubuknya jadi terasa pahit dan tidak enak.
Pengolahan biji kopi ini perlu disesuaikan dengan permintaan adan kegemaran konsumen atau sesuai dengan selera. Ada beberapa tingkatan penyangraian yang harus kita ketahui, yaitu light roast (sangrai cakupan), medium roast (sangrai sedang), dan dark roast (sangrai matang). Cara penyangraian yang berbeda-beda ini selain berpengaruh terhadap citarasa, juga turut menentukan warna bubuk kopi yang dihasilkan.
Kita semua sudah tau, kopi memang merupakan sebagaian besar minuman yang dikonsumsi secara luas di dunia. Daya terima terhadap kopi yang tinggi itu disebabkan oleh banyak faktor, salah satu faktor pentingnya itu adalah aroma dan flavornya.

6.) Penggilingan (Penumbukan)

Langkah selanjutnya setelah penyangraian adalah proses penggilingan. Penggilingan itu adalah proses pemecahan biji-biji kopi yang telah disangrai untuk mendapatkan bubuk kopi. Nah ukuran butir-butir bubuk kopi ini berpengaruh terhadap aroma kopi. Umumnya semakin kecil ukurannya, maka rasa dan aromanya semakin baik. Ini karena sebagian besar bahan yang terdapat di dalam bahan kopi dapat larut dalam air ketika diseduh. Proses penggilingan ini bisa dilakukan dengan menggunakan mesin giling kopi. Mesin ini biasanya sudah dilengkapi dengan alat pengatur ukuran partikel kopi sehingga otomatis bubuk kopi yang keluar berukuran seperti yang diinginkan dan tidak perlu disaring lagi.

7.) Pengemasan

Tujuan dari pengemasan adalah untuk mempertahankan aroma dan citarasa kopi bubuk selama transportasi, didistribusikan ke konsumen dan selama dijajakan di toko, di pasar tradisional maupun di pasar swalayan. Demikian halnya selama disimpan oleh konsumen. Jika dikemas secara baik, kesegaran, aroma, dan citarasa kopi bubuk akan berkurang secara signifikan setelah satu atau dua minggu. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap keawetan kopi bubuk selama dikemas adalah kondisi penyimpanan (suhu lingkungan), tingkat sangrai, kadar air kopi bubuk, kehalusan bubuk dan kandungan oksigen di dalam kemasan.
Selain keawetan, kemasan juga harus menarik pembeli kopi bubuk. Rancangan atau desain gambar, warna, dan tulisan dicetak dengan jelas di permukaan kemasan agar menarik pembeli dan tampil beda dengan produk-produk sejenis yang telah beredar di pasaran. Tidak seperti pada pabrik kopi bubuk skala besar, pengemasan kopi bubuk untuk industri skala UKM pada tahap awal cukup dengan menggunakan pengemas manual hand press atau hand sealer. Jika dinginkan usia simpan kopi bubuk yang lebih lama, oksigen di dalam kemasan dikurangi ke tingkat yang paling rendah (<1%) atau jika mungkin nol persen dengan pengemas vakum (hampa).
Proses pengemasan secara manual dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu memasukkan kopi bubuk ke dalam kemasan, menimbang kemasan, dan menutup kemasan. Ketiganya dilakukan oleh tiga operator secara berurutan. Sedangkan, labeling tanggal kadaluwarsa dilakukan setelah seluruh tahapan proses pengemasan selesai.

8.) Penyimpanan

Langkah yang terakhir yaitu penyimpanan. Kopi yang sudah disangrai dan giling mudah sekali mengalami perubahan, misalnya perubahan aroma, kadar air, dan ketengikan. Makanya kalau Anda taruh kopi bubuk di tempat terbuka pasti secara perlahan akan kehilangan aroma dan berbau tengik setelah 2-3 minggu. Nah kehilangan aroma ini disebabkan oleh menguapnya zat caffeol yang beraroma khas kopi. Sementara ketengikan ini disebabkan oleh reaksi antara lemak yang terdapat dalam kopi dengan oksigen di udara.
Maka dari itu, untuk menghindari penurunan mutu kopi yang telah disangrai selama penyimpanan, sebaiknya kopi disimpan sebelum digiling. Ini karena biji kopi sangrai yang belum digiling punya daya simpan2-3 kali kopi yang telah digiling. Kopi yang sudah digiling juga sebaiknya disimpan dan dipak dengan lapisan kedap udara. Biasanya sih kopi bubuk disimpan dalam kemasan kaleng atau hampa udara sehingga kopi bisa tahan lama.
Untuk mendapat hasil pengolahan yang optimal. Proses pengolahan kopi bubuk sebaiknya dilakukan secara kelompok. Unit produksinya diharapkan menjadi salah satu bagian integral dari kegiatan pengolahan produk primernya sehingga pasakon bahan baku terjamin.

Tinggalkan Balasan